kawruhbasa.com – Bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia memiliki kekayaan kosakata yang begitu luas. Salah satu kosakata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah kelalen.
Dalam konteks bahasa Indonesia, kelalen dapat diartikan sebagai “terlupa”. Namun, makna kata ini tidak hanya sebatas itu saja.
Artikel ini akan membahas secara lengkap arti kelalen dalam bahasa Jawa, penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Daftar isi artikel
Arti Kelalen dalam Bahasa Jawa
Secara harfiah, kata kelalen dalam bahasa Jawa berasal dari bentuk dasar lali yang berarti lupa. Penambahan awalan ke- dan akhiran -an membentuk kata kerja pasif atau mengalami, sehingga kelalen berarti “terlupa” atau “lupa terhadap sesuatu”.
Contoh dalam kalimat:
- Aku kelalen nggawa buku pelajaran.
(Saya terlupa membawa buku pelajaran.)
Dalam contoh tersebut, kata kelalen menjelaskan bahwa seseorang mengalami kondisi lupa terhadap suatu hal.
Perbedaan Antara Lali dan Kelalen
Meskipun lali dan kelalen sama-sama memiliki arti “lupa”, terdapat perbedaan dalam nuansa dan penggunaannya:
- Lali lebih bersifat aktif dan digunakan untuk menyatakan kondisi lupa secara umum.
Contoh: Aku lali tanggalé ulangan. (Saya lupa tanggal ujian.) - Kelalen menunjukkan kondisi pasif, yaitu terlupa terhadap sesuatu yang seharusnya diingat atau dilakukan.
Contoh: Dheweke kelalen nutup lawangé. (Dia terlupa menutup pintunya.)
Dengan demikian, kelalen lebih menekankan pada akibat dari kelupaan, sedangkan lali cenderung menyatakan keadaan.
Ragam Ungkapan dan Sinonim dalam Bahasa Jawa
Dalam percakapan masyarakat Jawa, terdapat beberapa sinonim atau variasi ungkapan dari kata kelalen, tergantung dari ragam bahasa dan tingkat kesopanannya:
- Lali – bentuk dasar yang netral.
- Kelalen – bentuk pasif yang menunjukkan seseorang mengalami kelupaan.
- Kelimputan – bentuk lain yang dapat diartikan sebagai lupa atau bingung karena terlalu banyak pikiran.
- Ora kelingan – secara harfiah berarti “tidak teringat”, yang juga menunjukkan lupa.
- Kesrakat – kata kiasan yang berarti sangat lupa atau kelupaan karena terburu-buru.
Penggunaan bentuk-bentuk tersebut tergantung pada konteks pembicaraan, siapa yang diajak bicara, serta situasi yang dihadapi.
Penggunaan Kelalen dalam Berbagai Ragam Bahasa Jawa
Bahasa Jawa memiliki tiga tingkat unggah-ungguh basa, yaitu ngoko, madya, dan krama. Dalam hal ini, kata kelalen termasuk dalam ragam ngoko. Untuk konteks formal atau berbicara dengan orang yang dihormati, diperlukan padanan dalam krama.
Berikut perbandingan penggunaannya:
Ragam Bahasa | Kata “Lupa” | Contoh Kalimat |
---|---|---|
Ngoko | Kelalen | Aku kelalen nggawa dompet. |
Madya | Kacilakan lali | Kula kacilakan lali njupuk buku. |
Krama | Kesupen | Kula kesupen ngasta suraté. |
Dengan memahami perbedaan tersebut, penutur bahasa Jawa dapat menyesuaikan penggunaan kata sesuai norma sopan santun dalam berbahasa.
Konteks Budaya dalam Penggunaan Kata Kelalen
Masyarakat Jawa dikenal sebagai kelompok etnis yang sangat menghargai kesopanan dan kehati-hatian dalam berbicara.
Lupa atau kelalen bukan sekadar kekeliruan kecil, tetapi dapat dianggap sebagai bentuk kurangnya perhatian terhadap kewajiban sosial atau adat.
Misalnya, seseorang yang kelalen datang pada acara keluarga bisa dianggap tidak menghormati hubungan kekerabatan, meskipun alasannya bisa dimaklumi. Oleh karena itu, ketika menggunakan kata kelalen, penutur sering menambahkan permintaan maaf:
- Maaf, aku kelalen ora teka wingi.
(Maaf, saya terlupa tidak datang kemarin.)
Dalam konteks seperti ini, kelalen bukan hanya berarti lupa secara mental, tetapi juga menunjukkan adanya tanggung jawab sosial yang terlewat.
Contoh Penggunaan Kelalen dalam Kehidupan Sehari-hari
Agar pemahaman semakin mendalam, berikut beberapa contoh penggunaan kata kelalen dalam berbagai situasi:
- Di sekolah:
Siswa kelalen ngerjakaké PR, mula diukum guru.
(Siswa terlupa mengerjakan PR, sehingga dihukum guru.) - Di rumah:
Ibuk kelalen mateni kompor gas.
(Ibu terlupa mematikan kompor gas.) - Dalam percakapan antar teman:
Wingi aku kelalen mbales pesenmu, sorry ya.
(Kemarin saya terlupa membalas pesanmu, maaf ya.) - Dalam lingkungan kerja:
Pegawai kelalen ngumpulake laporan tepat waktu.
(Pegawai terlupa mengumpulkan laporan tepat waktu.)
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa kelalen dapat digunakan secara fleksibel dalam berbagai konteks.
Baca juga: Makna dan Penggunaan “Kelakon” dalam Bahasa Jawa: Arti, Contoh, dan Penjelasannya
Kata kelalen dalam bahasa Jawa memiliki arti yang spesifik sebagai bentuk pasif dari kata lali, yaitu “terlupa”.
Dalam penggunaannya, kelalen menggambarkan kondisi seseorang yang tidak sengaja melupakan sesuatu, baik dalam bentuk tindakan, perkataan, maupun kewajiban sosial.
Pemahaman akan kata ini tidak hanya penting secara linguistik, tetapi juga menunjukkan kepekaan terhadap budaya tutur masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi sopan santun dan tanggung jawab sosial.
Dengan mengenali konteks, ragam bahasa, dan budaya, kita dapat menggunakan kata kelalen secara tepat dan bijak.